LAPORAN SILVIKA
by. Andi Rachmat Edy Gunawan 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   
Latar Belakang
Di
dalam kehutanan pada umumnya orang berhubungan dengan pohon. Begitu  juga
dalam definisi hutan terdapat perkataan pohon. Maka sebenarnya apakah yang
diartikan pohon itu?
1.     
Menurut
Dengler ialah tumbuh-tumbuhan yang mempunyai akar, batang, dan tajuk yang jelas
dengan tinggi minimum 5 meter.
2.     
Baker
mendefinisikan pohon sebagai tumbuh-tumbuhan berkayu yang mempunyai satu batang
pokok yang jelas serta bentuk tajuk yang kurang lebih bentuknya jelas yang
biasanya mencapai tinggi tidak kurang dari 8 kaki.
3.     
Orang-orang
jerman menggunakan istilah ”half trees” unutk spesies yang lebih kecil tidak
pernah mencapai ukuran kayu gergajian.
Sering
kali kita mendengar dan menyebut tegakan pinus, tegakan jati, tegakan agathis,
tegakan kelas umur satu, tegakan kelas umur lima, dan lain sebagainya. Menurut
S.A.F (society of American forester) yang disebut tegakan adalah suatu
kelompok pohon-pohon atau tumbuhan lain yang terdapat dalam suatu wilayah
tertentu yang cukup seragam dalam susunan spesies, susunan umurnya,
sehingga sehingga dapat dibedakan dengan tumbuhan lain yang terdapat di wilayah
dekatnya.
Apabila suatu tegakan rapat dibuka
melalui penjarangan, maka pohon-pohon yang tinggal akan lebih cepat dari pada
sebelumnya. Pertambahan di dalam pertumbuhan diameter sering kali terjadi
sampai 100%. Jika suatu pohon mempunyai tajuk yang baik dan tumbuh dalam suatu
tegakan yang tertutup, maka permukaan tegakan akan menyebabkan lebih banyak
cahaya yang masuk ke bagian tajuk yang lebih rendah dan meredusir persaingan
akar-akar air tanah dan hara-hara mineral. Akibatnya adalah suatu pertambahan
pertumbuhan yang jelas terlihat. Tidak saja terdapat pertambahan diameter yang
distimulir melalui peningkatan intensitas fotosinntesa,  namun tajuknya
pun bertambah besar ukurannya. Peningkatan dalam pertumbuhan ini hanya terjadi
apabila pohon-pohon dapat berewaksi terhadap tenaga-tenaga baru yang
menstimulir kegiatan-kegiatannya. 
Pertambahan
pertumbuhan yang terjadi dengan tiba-tiba sebagian besar disebabkan karena
penambahan sejumlah besar zat-zat hara melalui perombakan serasa yang berjalan
dengan cepat. Hal ini terutama disebabkan karena bertambahnya ruang perakaran
dan sebagai akibatnya pertambahan dalam tanah air yang tersedia.
Dalam
Makalah ini akan di bahas tentang Tegakan Dan Pertumbuhan pohon mengenai tegakan
Ki Hujan,
B.    
Tujuan 
Praktek
lapang yang berlokasi di Parkiran Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin bertujuan agar praktikan dalam hal ini mahasiswa kehutanan yang
mengambil mata kuliah Silvika dapat:
1.     
Mengetahui struktur tegakan yang terdapat dilokasi
praktikum.
2.     
Mengetahui komposisi dari tegakan padalokasi praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   
Sistematika/deskripsi tanaman
Kingdom : Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida 
Order: Fabales
Family: Fabaceae
Subfamily: Mimosoideae
Genus: Samanea
Species: Samanea saman
Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Samanea saman)
merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar.
Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Perakarannya yang sangat
meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di
sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena
kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang
tinggal di pohon. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya
menghambat tumbuhan lain untuk berkembang (Anonim,2009).
Tinggi jenis pohon ini  mencapai 25 meter
,berbentuk melebar seperti payung (canopy), pohon yang masuk dalam sub famili
Mimosaceae dan famili Fabaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa
keteduhan. Uniknya, daun pohon saman bisa mengerut di saat-saat tertentu, yaitu
1,5 jam sebelum matahari terbenam dan akan kembali mekar saat esok paginya
setelah matahari terbit. Jika hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup.
Bentuk dahannya kecil kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar
seperti pohon beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya
mirip dengan biji kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya
menyerupai bulu-bulu halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada dasar
bunga berwarna merah. Buahnya memanjang, berwarna hitam kala masak dan biasa
gugur ketika sehabis matang dalam keadaan terpecah. Setiap panjang tangkainya
berukuran 7-10 sentimeter (Anonim,2009).
Ki Hujan  dapat bertahan 2-4 bulan atau
lebih lama di daerah yang mempunyai curah hujan 40 mm/tahun (dry season)
atau bahkan dapat hidup lebih lama tergantung usia, ukuran pohon, temperatur
dan tanah. Trembesi juga dapat hidup di daerah dengan temperatur 20-300oC,
maksimum temperatur 25-380oC, minimum 18-200oC,tem-peratur
minimum yang dapat ditoleransi 80oC. Tanaman peneduh hujan ini akan
tumbuh 15-25 m (50-80 ft) di tempat terbuka dengan diameter kanopi (payung)
lebih besar dari tingginya (Anonim,2010).
Jenis pohon ini memiliki kemampuan menyerap
karbondioksida dari udara yang sangat besar. Pohon ini mampu menyerap 28.488,39
kg CO2/pohon setiap tahunnya (Anonim,2009).
B.     Struktur
tegakan
1. Ciri Pohon
Albizia
Saman dapat mencapai ketinggian rata-rata 30 - 40 m,lingkar pohon sekitar 4,5 m
dan mahkota pohon mencapai 40 - 60 m. Bentuk batangnya tidak beraturan kadang
bengkok, menggelembung besar. Daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar
7-15 cm.  Sedangkan pada pohon yang sudah tua berwarna kecekelatan dan
permukaan kulit sangat kasar dan terkelupas.
2. Ciri Daun
Daunnya
melipat pada cuaca hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di namakan
Pohon pukul 5. Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu kecokelatan pada pohon
muda yang masih halus. Sedangkan lebar daunnya sekitar 4-5 cm berwarna hijau
tua, pada permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau di pegang terasa
lembut. 
3.     
Ciri Bunga
Pohon
hujan berbunga pada bulan Mei dan juni. Bunga berwarna putih dan bercak merah
muda pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 cm dari pangkala bunga
hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkota berukuran 3,7 cm dan memiliki kurang
lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3-5 cm. Bunga menghasilkan nektar untuk menarik seranga guna
berlangsungya penyerbukan.
4. Ciri Buah
           
Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang
sekitar 10-20 cm, mempunyai lebar 1,5 - 2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm. Buahnya
berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam
dalam daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket dan manis berisi sekitar
5 - 25 biji dengan panjang 1,3 cm.
Semua Jenis pohon dapat
tumbuh di suatu lokasi dan kecepatan pertumbuhannya sangat ditetntukan oleh
faktor tempat tumbuh (faktor tapak). Tempat tumbuh hutan (tapak) merupakan
tempat yang dipandang dari segi faktor ekologinya mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan hutan atau vegetasi lainnya (Kadri dkk., 1992).
C.   
Komposisi
tegakan
Perkembangbiakan
Ki hujan (Samanea saman) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pembibitan (metode yang biasanya digunakan), pemotongan dahan, ranting, batang
dengan cara pencangkokan. Proses pembibitan untuk skala besar dapat menggunakan
biji trembesi dengan cara :
1.     
Perkecambahan biji akan tumbuh dengan baik sekitar
36-50% tanpa perlakuan. Perkecambahan biji yang tidak diperlakuan akan tumbuh
di tahun pertama penyimpanan biji (Seed Storage)
2.     
Pembibitan biji dapat dilakukan dengan memberi
perlakuan tertentu pada biji trembesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dan lebih cepat, yaitu dengan memasukkan biji dalam air selama 1-2 menit dengan
suhu 800C (1760F) dengan voluem air 5x lebih banyak dari
volume biji, aduk biji kemudian keringkan. Rendam biji dalam air hangat dengan
suhu 30-400 C (86-1040F )selama 24 jam. Metode ini akan
membnatu perkecambahan biji 90-100%. (Craig and George, tanpa tahun).
Skarifikasi biji (pengelupasan biji) akan tampak 3-5 hari setelah perlekuan
dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk
membantu pertumbuhan biji.
Biji sudah
siap untuk ditanam setelah perkecambahan. Saat itu panjang kecambah 20-30 m.
Bibit yang mempunyai diameter >10 mm dapat lebih bertahan dari air hujan.
Perkiraan ukuran bibit saat penanaman yaitu ketika mempunyai tinggi sekitar
15-30 cm (6-12 inci) dengan panjang akar sekitar 10 cm (4 inci) dan panjnag
batang mencapai 20 cm (8 inci). Diameter batang dari bibit harus mencapai 5-30
mm. Penanaman ini dapat dilakukan di pasir (tempat pembibitan) atau di tanam di
polybag yang berukuran 10×20 cm dengan komposisi 3:1:1 (tanah : pasir :
kompos). Perawatan bibit diperlukan untuk menjaga bibit agar bisa tumbuh besar
terutama dari serangan hama dan terpaan angin. Perawatan ini dilakukan sampai
Rain Tree menjadi lebih tinggi dan siap untuk melindungi (Marsono,1984).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A.       
Waktu dan Tempat
 Waktu pelaksanaan praktek silvika
yaitu pada hari kamis tanggal 09 Mei 2013 WITA – selesai dan tempat praktek
yaitu dilaksanakan di Parkiran Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
B.     Alat dan Bahan
Alat digunakan pada pengukuran tinggi dan diameter pohon
adalah sebagai berikut :
1.      Pita meter
2.      Roll meter
3.      Abney level
4.      Kamera
dijital
5.      Alat tulis
menulis
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.     
Taly sheet
2.     
Tali rafia
C.    Prosedur Kerja
      Adapun
prosedur kerja yang diterapkan dalam praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
1.      Pilih dan
amati keadaan lokasi tempat pengukuran pohon.
2.      buat plot
dengan ukuran 15x15 meter dengan menggunakan roll meter dan memberi tanda
dengan tali raffia.
3.      Dilakukan
pengukuran jarak datar dari pohon ke pengamat dengan menggunakan jarak 10
meter.
4.      ditembakkan
sudut elevasi ke cabang pertama pohon dengan menggunakan abney level untuk diperoleh
nilai TBC.
5.      Ditembakkan
sudut elevasi ke atas tajuk pohon dengan menggunakan abney level.
6.      Setelah itu diukur
tinggi pengamat dari kaki sampai mata.
7.      Untuk
mengukur diameter batang pohon, terlebih dahulu dilakukan pengukuran keliling
pohon menggunakan pita meter setinggi dada orang dewasa atau ± 1,4 m. kemudian
disubtitusikan keliling yang diperoleh kedalam rumus D= k/Ï€.
8.      catat semua
data yang didapatkan untuk menghitung TBC,Ttot, VTT, VTB dan LBDS dengan
menggunakan rumus.
9.      Potret
struktur tajuk yang di amati. 
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.    Hasil
Tabel Hasil Pengukuran dimensi Pohon Dalam Tegakan
Samanea Saman
| 
No | 
Jenis pohon | 
Keliling 
(cm) | 
Diameter 
(cm) | 
LBDS 
(m) | 
TT 
(m) | 
TBC 
(m) | 
VTT 
(m3) | 
VTBC 
(m3) | 
ket | 
| 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. | 
Samanea
  saman 
Samanea
  saman 
Samanea
  saman 
Samanea
  saman 
Samanea
  saman 
Samanea
  saman | 
340 
212 
167 
323 
270 
197 |  |  | 
59o 
46o 
56o 
60o 
63o 
62o | 
6o 
10o 
11o 
13o 
13o 
26o |  |  |  | 
Keterangan :
Jarak datar
pengukuran           : 10
meter
Tinggi
pengamat                    
: 1,46 meter
Tabel Inventarisasi Permudaan dibawah
tegakan Ki Hujan
| 
No
   | 
Jenis
  Tanaman | 
Jumlah | 
ket | 
| 
1. | 
Pohon jambu |  |  | 
| 
2. | 
Mahoni  |  |  | 
| 
3. | 
Cabe |  |  | 
| 
4. | 
Pulai |  |  | 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.
Perubahan Komposisi Dan Struktur Tegakan Hutan
Produksi Alam Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia
Intensif (TPTII).http://boymarpaung.wordpress.com/tag/komposisi/.
Diakses pada tanggal 11 Mei 2013.
Anonim. 2010. Kajian Jati Plus. http://hutanalam.blogspot.com/2010/02/kajian-jati
plus.html. Diakses
pada tanggal 11 Mei 2013.
Anonim.2011. Perspektif Silvika dalam
Pengelolaan Hutan.http://
www.smkdarunnajah.sch.id/2011/08/perspektif-silvika-dalam pengelolaan.html#
comment-form.Diakses pada tanggal 11 Mei 2013.
Irwanto.2006. Perspektif silvika dalam
keanekaragaman hayati dan
silvikultur.http://indonesiaforest.net/amdal_kehutanan.html. Diakses
pada tanggal 11
Mei 2013.
Marsono, Dj. 1984. Peningkatan Produktivitas Dalam
Pembangunan Hutan Alam
Berkelanjutan. Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ekologi Hutan pada
Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta.
Pasaribu, David. 2012. Silvika.http://davidpas.blogspot.com/2010/02/silvika.html.Diakses
pada tanggal 11 Mei 2013.
Stapes, George W. dan Craig R. Elevitch. 2006. Species Profles For Pacific Island Agroforestry.Samanea saman (rain tree).(On-line).www.traditional.org diakses tanggal 12
Mei 2013.
