1.     
 Tanah
adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang
merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan
pelapukan karena proses waktu.
Ground dapat didefinisikan sebagai
koneksi elektrikal ke tanah dengan inpedansi serendah mungkin
Solum adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan.
Profil tanah adalah suatu irisan melintang
pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan
lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitian.
Edaphologi
berasal dari kata edaphon yang berarti tanah yang subur.
Edaphologi menekankan pembahasan mengenai penggunaan tanah untuk pertanian
pedologi
berasal dari kata
Pedon yag berarti gumpal tanah. Pedologi
menekankan pembahasan ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam murni
dekalsifikasi adalah pembuangan kalsium
karbonat atau ion kalsium dari tanah oleh pencucian
Salinisasi adalah sebuah proses dimana
garam yang terlarut dalam air terakumulasi dalam tanah
Pencucian
(pemindahan) liat dari suatu
Lessivage adalah horizon ke horizon lain
dalam bentuk suspense (secara mekanik). Dapat terbentuk tanah Ultisol
(Podzolik) atau Alfisol
Melanisasi adalah Pembentukan warna hitam
(gelap) pada tanah karena pencampuran bahan organik dengan bahan mineral. Dapat
terbentuk tanah Mollisol
rubifikasi adalah warna coklat
kemerahan pada tanah
2.     
Kesuburan
kimia tanah penting diketahui ter-utama dalam hubungannya dengan input atau perlakuan
yang harus diberikan kepada tanaman. Penilaian kesuburan kimia tanah untuk
daerah studi dapat dilihat dari uraian sebagai berikut;
1.     
Kemasaman
Tanah (pH) 
Kemasaman tanah
merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan pertumbuhan tanaman.
2.     
Kandungan
COrganik dan N Total
Bahan organik
mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
3.     
Kapasitas
Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB) 
4.     
Kandungan
P2O5 dan K Tersedia
Mineralogi
merupakan kajian mineral. Sejak batu didefinisikan sebagai gabungan dari
mineral, dan sejak Bumi pada dasarnya adalah terbuat dari batu, kajian mineral
adalah penting untuk memahami Bumi dan batu-batu yang terdiri. 
dibagi menjadi 4 bagian utama seperti dapat dilihat dengan teliti dari silabus:
1. Crystallography - kajian dari internal dan eksternal bentuk kristal (semua mineral juga kristal).
2. Kimia Mineralogi - penelitian komposisi kimia, stabilitas, dan terjadinya mineral.
3. Mineralogi optik - penelitian teknik digunakan untuk mengidentifikasi mineral dengan petrographic mikroskop. n EBS 232
4. Sistematis Mineralogi - yang sistematis ringkasan tombol mengidentifikasi fitur, kejadian, dan penggunaan yang paling umum-batuan membentuk mineral.
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
dibagi menjadi 4 bagian utama seperti dapat dilihat dengan teliti dari silabus:
1. Crystallography - kajian dari internal dan eksternal bentuk kristal (semua mineral juga kristal).
2. Kimia Mineralogi - penelitian komposisi kimia, stabilitas, dan terjadinya mineral.
3. Mineralogi optik - penelitian teknik digunakan untuk mengidentifikasi mineral dengan petrographic mikroskop. n EBS 232
4. Sistematis Mineralogi - yang sistematis ringkasan tombol mengidentifikasi fitur, kejadian, dan penggunaan yang paling umum-batuan membentuk mineral.
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Survei
dan evaluasi lahan sangat penting dalam mengenal tanah dan perbedaan
sifat-sifat tanah dan kualitas lahanya serta dapat dipetakan dan dicocokan atau
disesuaikan dengan jenis tanaman tertentu sehingga berguna untuk melakukan
perencanaan untuk penggunaan pertanian dan non pertanian.
3.     
Proses Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap
1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap
1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
4.      Proses
pembentukan tanah menyangkut beberapa hal :
1. Penambahan bahan-bahan dari
tempat lain ke tanah
misalnya :
a. Penambahan air hujan, embun dan
lain-lain
b. Penambahan O2 dan CO2 dari
atmosfer
c. Penambahan N, Cl, S dari atmosfer
dan curah hujan
d. Penambahan bahan organik dari
sisa tanaman dan hewan
e. Bahan endapan
f. Energi sinar matahari
2. Kehilangan bahan-bahan yang ada
di tanah :
a. Kehilangan air melalui penguapan
(evapotranspirasi)
b. Kehilangan N melalui
denitrifikasi
c.Kehilangan C (bahan organik)
sebagai CO2 karena dekomposisi bahan organik
d. Kehilangan tanah karena erosi
e. Kehilangan energi karena radiasi
3. Perubahan bentuk (transformation)
:
a. Perubahan bahan organik kasar
menjadi humus
b. Penghancuran pasir menjadi debu
kemudian menjadi liat
c. Pembentukan struktur tanah
d. Pelapukan mineral dan pembentukan
mineral liat
e. Pembentukan konkresi
4. Pemindahan dalam solum :
a. Pemindahan liat, bahan organik,
Fe, Al dari lapisan atas ke lapisan bawah
b. Pemindahan unsur hara dari
lapisan bawah ke lapisan atas melalui siklus kegiatan vegetasi
c. Pemindahan tanah dari lapisan
bawah ke lapisan atas atau sebaliknya melalui kegiatan hewan seperti tikus,
rayap, dsb
d.Pemindahan garam-garam dari
lapisan bawah ke lapisan atas melalui air kapiler
5.      Mineral primer
adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi pasir (2 – 0,05
mm).
mineral sekunder adalah mineral-mineral hasil pembentukan
baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan
tanah yang komposisi maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang
terlapuk.
6.      Karena
Humus bersifat amorft, mempunyai KTK yang lebih tinggi, sumber muatan unsur ini
diduga berasal dari gugus karboksil ( - COOH) dan Fenolik (-- OH ).
7.      Air
 tersedia adalah air yang berada diantara
kapasitas lapang dan titik layu. 
Air gravitasi adalah bagian dari air tanah
yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena
pengaruhgayagravitasi
Pelapukan Secara
Biologik-Mekanik :
Akar-akar
yang masuk ke dalam batuan melalui retakan-retakan batuan dapat terus
berkembang dengan kekuatan yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan
batuan tersebut. Sel-sel akar yang berkembang dapat menimbulkan kekuatan lebih
dari 10 atm sehingga tidak mengherankan kalau batuan dapat menjadi hancur
akibat perkembangan akar di dalamnya.
8.      Hidrasi dan
dehidrasi:
Hidrasi adalah reaksi kimia di mana molekul air terikat oleh senyawa-senyawa tertentu, sedang dehidrasi adalah hilangnya molekul air dari senyawa-senyawa tersebut.
CaSO4 + 2H20 CaSO4 2H20 (hidrasi)
CaSO4 2H20 CaSO4 + 2H20 (dehidrasi)
Hidrasi dapat menyebabkan mineral menjadi lebih lunak dan meningkat daya larutnya. Disamping itu hidrasi dan dehidrasi dapat menyebabkan perubahan volume mineral sehingga mempercepat proses disintegrasi.
Hidrasi adalah reaksi kimia di mana molekul air terikat oleh senyawa-senyawa tertentu, sedang dehidrasi adalah hilangnya molekul air dari senyawa-senyawa tersebut.
CaSO4 + 2H20 CaSO4 2H20 (hidrasi)
CaSO4 2H20 CaSO4 + 2H20 (dehidrasi)
Hidrasi dapat menyebabkan mineral menjadi lebih lunak dan meningkat daya larutnya. Disamping itu hidrasi dan dehidrasi dapat menyebabkan perubahan volume mineral sehingga mempercepat proses disintegrasi.
Oksidasi dan reduksi:
Oksidasi adalah suatu proses di mana elektron-elektron atau muatan listrik negatif menjadi berkurang.
Reduksi berarti penambahan elektron. Oksidasi berlangsung baik bila oksigen cukup tersedia, sedang
reduksi akan berjalan bila tidak ada oksigen.
Fe++ Fe+++ + e (oksidasi)
Fe+++ + e Fe++ (reduksi)
Oksidasi merupakan proses disintergrasi yang penting pada mineral-mineral yang mengandung besi fero seperti biotit, glaukonit, hornblende, piroksin, dan lain-lain. Karena perubahan ukuran dan muatan dari fero (Fe++) ke feri (Fe+++) maka mineral-mineral menjadi mudah hancur. Reduksi dapat mengubah besi feri menjadi fero yang sangat mudah bergerak (mobile). Dalam bentuk ini besi dapat hilang dari tanah kalau pencucian air terjadi. Bila tidak tercuci besi fero akan bereaksi dengan
sulfur membentuk sulfida atau senyawa-senyawa lain sehingga terjadi warna hijau-kebiruan yang khas untuk tanah tereduksi.
Oksidasi adalah suatu proses di mana elektron-elektron atau muatan listrik negatif menjadi berkurang.
Reduksi berarti penambahan elektron. Oksidasi berlangsung baik bila oksigen cukup tersedia, sedang
reduksi akan berjalan bila tidak ada oksigen.
Fe++ Fe+++ + e (oksidasi)
Fe+++ + e Fe++ (reduksi)
Oksidasi merupakan proses disintergrasi yang penting pada mineral-mineral yang mengandung besi fero seperti biotit, glaukonit, hornblende, piroksin, dan lain-lain. Karena perubahan ukuran dan muatan dari fero (Fe++) ke feri (Fe+++) maka mineral-mineral menjadi mudah hancur. Reduksi dapat mengubah besi feri menjadi fero yang sangat mudah bergerak (mobile). Dalam bentuk ini besi dapat hilang dari tanah kalau pencucian air terjadi. Bila tidak tercuci besi fero akan bereaksi dengan
sulfur membentuk sulfida atau senyawa-senyawa lain sehingga terjadi warna hijau-kebiruan yang khas untuk tanah tereduksi.
Pelarutan dan Hidrolisis: Pelarutan terjadi pada garam-garam sederhana seperti karbonat,
klorida, dan lain-lain.
CaCO3 + 2H+ H2CO3 + Ca++
CaCO3 + 2H+ H2CO3 + Ca++
Hidrolisis terjadi
karena adanya penggantian kation-kation dalam struktur kristal oleh hidrogen
sehingga struktur kristal rusak dan hancur.
K Al Si3 08 + H+ (feldspar) H AI Si3 08 + K+
Hidrolisis merupakan pelapukan kimia yang terpenting, karena dapat menghasilkan penghancuran yang sempurna atau modifikasi drastis terhadap mineral-mineral mudah lapuk.
K Al Si3 08 + H+ (feldspar) H AI Si3 08 + K+
Hidrolisis merupakan pelapukan kimia yang terpenting, karena dapat menghasilkan penghancuran yang sempurna atau modifikasi drastis terhadap mineral-mineral mudah lapuk.
9.      Berdasar bentuk , struktur tanah adalah suatu benda
tiga demensi (matra), sehingga untuk menyatakannya sebaiknya berdasarkan pada
susunan sumbu tegak dan sumbu horizontal (yang mempunyai dua arah, baik dari
arah kiri kanan atau arah muka belakang).
a.   
Klasifikasi struktur tanah berdasar bentuk:
a).
Apabila sumbu vertical sama dengan sumbu horizontal disebut;
·     
Struktur Gumpal, dengan sudut membulat
·     
Struktur sudut, dengan sudut tajam- tajam
·     
Struktur Granular, dengan bentuk bulat
b).
Apabila sumbu vertical > sumbu horizontal disebut ;
·     
Struktur Prisma, apabila sudutnya tajam- tajam
·     
Struktur kolumnar, bila sudut sudutnya membulat
c).
Apabila sumbu vertical < sumbu horizontal disebut Struktur Keping atau
Lempeng.
d).Apabila
system sumbu belum nampak dengan jelas dan agak terlihat susunan kubus/gumpal,
disebut Struktur Remah atau Crumb.
e).
Apabila tidak berstruktur, terdiri dari butir- butir tunggal disebut Tidak
berstruktur berbutir (single grain) keadaan tanah porous, banyak
pori-porinya.
f).
Apabila tidak berstruktur, pada kenyataannya bersifat massif (massive), tidak
berpori, disebut Tidak berstruktur massif.
Klasifikasi struktur tanah berdasarkan ukuran:
Dibedakan menjadi dua yaitu :
1.     
Menurut
ukuran agregat            
Ukuran                    Lempeng          Tiang               Gumpal                         Remah,Granuler
Sangat
Halus           < 1 mm            < 10 mm          < 5 mm                        <
1 mm
Halus                        1-2mm            10-20 mm         5-10 mm                     1-2
mm
Sedang                     2-5 mm           20-50 mm        10-20 mm                    
2-5 mm
Kasar                        5-10 mm         50-100 mm       20-50 mm                   5-10
mm
Sangat
Kasar                       > 10 mm          >
100 mm        > 50 mm                      > 10 mm
2.     
Menurut
ukuran pori
Karena akar tanaman dan mikrobia hidup di dalam
ruang-ruang pori maka klasifikasi struktur tanah menurut ukuran pori cukup
penting. Selain itu pori berkaitan dengan aerasi-drainasi, hantaran kapiler dan
tandon air
Klasifikasi
struktur tanah berdasarkan kemantapan
Dibedakan menjadi :
a. Tingkat perkembangan lemah
(butir struktur tanah mudah hancur)
b. Tingkat perkembangan sedang
(butir struktur tanah agak mudah hancur)
c. Tingkat perkembangan kuat
(butir struktur tanah sukar hancur) Tergantung jenis tanah dan kelembaban tanah
10.  1.Bahan organic 
Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem.
2.Aktivitas makhluk hidup
Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.
3.Tekstur
Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.
4.Perakaran
Akar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.
5.Organisme
Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.
6.Bahan Induk
Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.
7.Erosi
Tanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.
Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem.
2.Aktivitas makhluk hidup
Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.
3.Tekstur
Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.
4.Perakaran
Akar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.
5.Organisme
Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.
6.Bahan Induk
Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.
7.Erosi
Tanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.
11.   
12.  Autochthonous
atau indigenous. 
Populasi bakteri ini tidak
berfluktiiasi. Nutrien didapat dari zat-zat organik tanah dan tidak memerlukan
sumber nutrien eksternal.
13.  1. Yang bersifat Fotoautotrof:
bila energi untuk asimilasi didapatkan dengan bantuan cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat melakukan fotosintesis adalah bakteri yang mengahsilkan zat warna. (dari golongan thiorhodaceae {bakteri belerang berzat warna}). Contoh : tumbuhan hijau, bakteri ungu, dan bakteri hijau
bila energi untuk asimilasi didapatkan dengan bantuan cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat melakukan fotosintesis adalah bakteri yang mengahsilkan zat warna. (dari golongan thiorhodaceae {bakteri belerang berzat warna}). Contoh : tumbuhan hijau, bakteri ungu, dan bakteri hijau
2.
Yang bersifat Kemoautotrof:
bila energi yang digunakan untuk asimilasi berdasarkan dari reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Baketrei nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasikan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidasi senyawa belerang. Contoh : bakteri besi, bakteri beleran, bakteri nitrogen
bila energi yang digunakan untuk asimilasi berdasarkan dari reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Baketrei nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasikan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidasi senyawa belerang. Contoh : bakteri besi, bakteri beleran, bakteri nitrogen
14.  Karakteristik
ektendomikoriza 
-menginfeksi
dinding sel korteks maupun korteksnya dan mempunyai jaringan hartig
adanya selubung akar yang tipis
berupa jaringan hartiq.
-hifa dapat menginfeksi dinding sel
korteks dan juga sel-sel korteknya
-Penyebarannya terbatas dalam
tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat
terbatas.
15.  Humus
biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi
humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari
sebagian besar residu tanaman terdekomposisi. Humus merupakan bentuk bahan
organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak
terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap
durabilitas dan kesuburan tanah. blm
16.  Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk
NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua
jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor
15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O.
Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah
keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Pupuk Urea
[(CO (NH2)2]
Urea
merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan
dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak
bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea
sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau
terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam
Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat
dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. 
Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP
36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.
Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46
% yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan
ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya
dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan
produksi tanaman rendah.
17.  Manfaat pengapuran yang diberikan
kedalam tanah adalah :
Menurunkan
pH tanah
Menurunkan
kelarutan Al
Meningkatkan
kandungan unsur hara Ca dan Mg.
Memperbaiki
tekstur, struktur dan memantapka agregat tanah
Menurunkan
tingkat bahaya erosi karena agregat tanh yang mantap
Memperbaiki
sifat biologi tanah seperti aktivitas mikro organism.
18.  Blm
19.  Terdapat empat faktor penting dalam pengaturan keseimbangan,
empat faktor tersebut adalah, oksigen, air, unsur toksik, dan unsur hara.
Oksigen sangat
dibutuhkan, karena merupkan faktor yang akan memproses pembakaran fisiologis
atau respirasi.  Kekurangan oksigen di daerah perakaran sangat berbahaya,
terutama pada saat tanaman tersebut sedang berbuunga dan berbuah hal ini akan
mengakibatkan penurunan hasil yang mencolok, biarpun tanaman tersebut pada
awalnya tumbuh dengan sehat.  Kekurangan oksigen pada tanaman akan
terlihat pada daun bagian bawah yang menguning dan layu.  Pada dasarnya
kekurangan oksigen, sama dengan kekurangan tenaga atau energi, karena tenaga
atau energi ini dibutuhkan untuk menyedot air dan unsur hara.
Air dan Unsur hara
penting sekali sebagai bahan untuk dijadikan sebagai bahan berenergi lebih
tinggi melalui proses fotosintesis.  Energi fotosintesis itu akan
dibebaskan kembali dalam respirasi dan berguna untuk mengambil air dan unsur
hara selanjutnya.
Unsur toksik jelas
tidak sehat untuk tanaman, karena akan memperhambat perkembangan akar, sehingga
pengambilan air dan unsur hara ikut terganggu pula.
20.  Tempat tumbuh adalah sebuah tempat di pandang lainnya,
seperti gabungan kondisi biotic, iklim dan tanah dari sebuah tempat.
Kualitas
tempat tumbuh adalah ukuran tingkat kesuburan tanah yang berhubungan erat
dengan produktivitas kayu yang dapat dihasilkan. 
Kesuburan
Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang
diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut
dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus,
batang, biomassa, naungan atau penampilan.
Kesuburan
tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi
sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar
aktif tanaman.
Produktivitas
tanah merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah dan bukan tanah) yang
mempengaruhi
hasil tanaman. 
Produktivitas
tanah merupakan telaah kemampuan tanah yang lebih berdasar pada konsep ekonomis
dan bukan hanya pada watak tanah.
Pohon
peninggi adalah tinggi rata-rata sejumlah pohon yang tertinggi dari suatu hutan
yang letaknya tersebar merata
21.  blm
22.  Kelas
S1:
Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
Kelas S2:
Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3:
Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1:
Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Kelas N2:
Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
Kelas S2:
Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3:
Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1:
Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Kelas N2:
Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
23.  Blm
24.  Blm
25.  Blm
ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/03/kesuburan-04b.pdf
elisa1.ugm.ac.id/files/cahyonoagus/.../tugas%20ith%20kul/
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/2089255-kualitas-tempat-tumbuh-pohon-jati/#ixzz2GEfkmdfs
usupress.usu.ac.id/.../Kesuburan%20Tanah/
 
