Jumat, 28 Desember 2012


1.       Tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
Ground dapat didefinisikan sebagai koneksi elektrikal ke tanah dengan inpedansi serendah mungkin
Solum adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan.
Profil tanah adalah suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian.
Edaphologi berasal dari kata edaphon yang berarti tanah yang subur. Edaphologi menekankan pembahasan mengenai penggunaan tanah untuk pertanian
pedologi berasal dari kata Pedon yag berarti gumpal tanah. Pedologi menekankan pembahasan ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam murni
dekalsifikasi adalah pembuangan kalsium karbonat atau ion kalsium dari tanah oleh pencucian
Salinisasi adalah sebuah proses dimana garam yang terlarut dalam air terakumulasi dalam tanah
Pencucian (pemindahan) liat dari suatu
Lessivage adalah horizon ke horizon lain dalam bentuk suspense (secara mekanik). Dapat terbentuk tanah Ultisol (Podzolik) atau Alfisol
Melanisasi adalah Pembentukan warna hitam (gelap) pada tanah karena pencampuran bahan organik dengan bahan mineral. Dapat terbentuk tanah Mollisol
rubifikasi adalah warna coklat kemerahan pada tanah
2.      Kesuburan kimia tanah penting diketahui ter-utama dalam hubungannya dengan input atau perlakuan yang harus diberikan kepada tanaman. Penilaian kesuburan kimia tanah untuk daerah studi dapat dilihat dari uraian sebagai berikut;
1.      Kemasaman Tanah (pH)
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan pertumbuhan tanaman.
2.      Kandungan C­Organik dan N Total
Bahan organik mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
3.      Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)
4.      Kandungan P2O5 dan K Tersedia
Mineralogi merupakan kajian mineral. Sejak batu didefinisikan sebagai gabungan dari mineral, dan sejak Bumi pada dasarnya adalah terbuat dari batu, kajian mineral adalah penting untuk memahami Bumi dan batu-batu yang terdiri.
dibagi menjadi 4 bagian utama seperti dapat dilihat dengan teliti dari silabus:
1. Crystallography - kajian dari internal dan eksternal bentuk kristal (semua mineral juga kristal).
2. Kimia Mineralogi - penelitian komposisi kimia, stabilitas, dan terjadinya mineral.
3. Mineralogi optik - penelitian teknik digunakan untuk mengidentifikasi mineral dengan petrographic mikroskop. n EBS 232
4. Sistematis Mineralogi - yang sistematis ringkasan tombol mengidentifikasi fitur, kejadian, dan penggunaan yang paling umum-batuan membentuk mineral.
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Survei dan evaluasi lahan sangat penting dalam mengenal tanah dan perbedaan sifat-sifat tanah dan kualitas lahanya serta dapat dipetakan dan dicocokan atau disesuaikan dengan jenis tanaman tertentu sehingga berguna untuk melakukan perencanaan untuk penggunaan pertanian dan non pertanian.
3.      Proses Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap

1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.

2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.

3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.

4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
4.      Proses pembentukan tanah menyangkut beberapa hal :
1. Penambahan bahan-bahan dari tempat lain ke tanah
misalnya :
a. Penambahan air hujan, embun dan lain-lain
b. Penambahan O2 dan CO2 dari atmosfer
c. Penambahan N, Cl, S dari atmosfer dan curah hujan
d. Penambahan bahan organik dari sisa tanaman dan hewan
e. Bahan endapan
f. Energi sinar matahari
2. Kehilangan bahan-bahan yang ada di tanah :
a. Kehilangan air melalui penguapan (evapotranspirasi)
b. Kehilangan N melalui denitrifikasi
c.Kehilangan C (bahan organik) sebagai CO2 karena dekomposisi bahan organik
d. Kehilangan tanah karena erosi
e. Kehilangan energi karena radiasi
3. Perubahan bentuk (transformation) :
a. Perubahan bahan organik kasar menjadi humus
b. Penghancuran pasir menjadi debu kemudian menjadi liat
c. Pembentukan struktur tanah
d. Pelapukan mineral dan pembentukan mineral liat
e. Pembentukan konkresi
4. Pemindahan dalam solum :
a. Pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al dari lapisan atas ke lapisan bawah
b. Pemindahan unsur hara dari lapisan bawah ke lapisan atas melalui siklus kegiatan vegetasi
c. Pemindahan tanah dari lapisan bawah ke lapisan atas atau sebaliknya melalui kegiatan hewan seperti tikus, rayap, dsb
d.Pemindahan garam-garam dari lapisan bawah ke lapisan atas melalui air kapiler
5.      Mineral primer adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi pasir (2 – 0,05 mm).
mineral sekunder adalah mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk.
6.      Karena Humus bersifat amorft, mempunyai KTK yang lebih tinggi, sumber muatan unsur ini diduga berasal dari gugus karboksil ( - COOH) dan Fenolik (-- OH ).
7.      Air  tersedia adalah air yang berada diantara kapasitas lapang dan titik layu.
Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi
Pelapukan Secara Biologik-Mekanik :
Akar-akar yang masuk ke dalam batuan melalui retakan-retakan batuan dapat terus berkembang dengan kekuatan yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan batuan tersebut. Sel-sel akar yang berkembang dapat menimbulkan kekuatan lebih dari 10 atm sehingga tidak mengherankan kalau batuan dapat menjadi hancur akibat perkembangan akar di dalamnya.
8.      Hidrasi dan dehidrasi:
Hidrasi adalah reaksi kimia di mana molekul air terikat oleh senyawa-senyawa tertentu, sedang dehidrasi adalah hilangnya molekul air dari senyawa-senyawa tersebut.
CaSO4 + 2H20 CaSO4 2H20 (hidrasi)
CaSO4 2H20 CaSO4 + 2H20 (dehidrasi)
Hidrasi dapat menyebabkan mineral menjadi lebih lunak dan meningkat daya larutnya. Disamping itu hidrasi dan dehidrasi dapat menyebabkan perubahan volume mineral sehingga mempercepat proses disintegrasi.
Oksidasi dan reduksi:
Oksidasi adalah suatu proses di mana elektron-elektron atau muatan listrik negatif menjadi berkurang.
Reduksi berarti penambahan elektron. Oksidasi berlangsung baik bila oksigen cukup tersedia, sedang
reduksi akan berjalan bila tidak ada oksigen.
Fe++ Fe+++ + e (oksidasi)
Fe+++ + e Fe++ (reduksi)
Oksidasi merupakan proses disintergrasi yang penting pada mineral-mineral yang mengandung besi fero seperti biotit, glaukonit, hornblende, piroksin, dan lain-lain. Karena perubahan ukuran dan muatan dari fero (Fe++) ke feri (Fe+++) maka mineral-mineral menjadi mudah hancur. Reduksi dapat mengubah besi feri menjadi fero yang sangat mudah bergerak (mobile). Dalam bentuk ini  besi dapat hilang dari tanah kalau pencucian air terjadi. Bila tidak tercuci besi fero akan bereaksi dengan
sulfur membentuk sulfida atau senyawa-senyawa lain sehingga terjadi warna hijau-kebiruan yang khas untuk tanah tereduksi.
Pelarutan dan Hidrolisis: Pelarutan terjadi pada garam-garam sederhana seperti karbonat, klorida, dan lain-lain.
CaCO3 + 2H+ H2CO3 + Ca++
Hidrolisis terjadi karena adanya penggantian kation-kation dalam struktur kristal oleh hidrogen sehingga struktur kristal rusak dan hancur.
K Al Si3 08 + H+ (feldspar) H AI Si3 08 + K+
Hidrolisis merupakan pelapukan kimia yang terpenting, karena dapat menghasilkan penghancuran yang sempurna atau modifikasi drastis terhadap mineral-mineral mudah lapuk.
9.      Berdasar bentuk , struktur tanah adalah suatu benda tiga demensi (matra), sehingga untuk menyatakannya sebaiknya berdasarkan pada susunan sumbu tegak dan sumbu horizontal (yang mempunyai dua arah, baik dari arah kiri kanan atau arah muka belakang).
a.    Klasifikasi struktur tanah berdasar bentuk:
a). Apabila sumbu vertical sama dengan sumbu horizontal disebut;
·      Struktur Gumpal, dengan sudut membulat
·      Struktur sudut, dengan sudut tajam- tajam
·      Struktur Granular, dengan bentuk bulat
b). Apabila sumbu vertical > sumbu horizontal disebut ;
·      Struktur Prisma, apabila sudutnya tajam- tajam
·      Struktur kolumnar, bila sudut sudutnya membulat
c). Apabila sumbu vertical < sumbu horizontal disebut Struktur Keping atau Lempeng.
d).Apabila system sumbu belum nampak dengan jelas dan agak terlihat susunan kubus/gumpal, disebut Struktur Remah atau Crumb.
e). Apabila tidak berstruktur, terdiri dari butir- butir tunggal disebut Tidak berstruktur berbutir (single grain) keadaan tanah porous, banyak pori-porinya.
f). Apabila tidak berstruktur, pada kenyataannya bersifat massif (massive), tidak berpori, disebut Tidak berstruktur massif.
Klasifikasi struktur tanah berdasarkan ukuran:
Dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Menurut ukuran agregat           
Ukuran                    Lempeng          Tiang               Gumpal                        Remah,Granuler
Sangat Halus           < 1 mm            < 10 mm          < 5 mm                        < 1 mm
Halus                       1-2mm            10-20 mm        5-10 mm                     1-2 mm
Sedang                    2-5 mm           20-50 mm        10-20 mm                    2-5 mm
Kasar                       5-10 mm         50-100 mm      20-50 mm                   5-10 mm
Sangat Kasar                      > 10 mm          > 100 mm        > 50 mm                      > 10 mm
2.      Menurut ukuran pori
Karena akar tanaman dan mikrobia hidup di dalam ruang-ruang pori maka klasifikasi struktur tanah menurut ukuran pori cukup penting. Selain itu pori berkaitan dengan aerasi-drainasi, hantaran kapiler dan tandon air
Klasifikasi struktur tanah berdasarkan kemantapan
Dibedakan menjadi :
a. Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur)
b. Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak mudah hancur)
c. Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur) Tergantung jenis tanah dan kelembaban tanah
10.  1.Bahan organic
Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem.
2.Aktivitas makhluk hidup
Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.
3.Tekstur
Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.
4.Perakaran
Akar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.
5.Organisme
Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.
6.Bahan Induk
Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.
7.Erosi
Tanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.
11.   
12.  Autochthonous atau indigenous. 
Populasi bakteri ini tidak berfluktiiasi. Nutrien didapat dari zat-zat organik tanah dan tidak memerlukan sumber nutrien eksternal.
13.  1. Yang bersifat Fotoautotrof:
bila energi untuk asimilasi didapatkan dengan bantuan cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat melakukan fotosintesis adalah bakteri yang mengahsilkan zat warna. (dari golongan thiorhodaceae {bakteri belerang berzat warna}). Contoh : tumbuhan hijau, bakteri ungu, dan bakteri hijau
2. Yang bersifat Kemoautotrof:
bila energi yang digunakan untuk asimilasi berdasarkan dari reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Baketrei nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasikan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidasi senyawa belerang. Contoh : bakteri besi, bakteri beleran, bakteri nitrogen
14.  Karakteristik ektendomikoriza
-menginfeksi dinding sel korteks maupun korteksnya dan mempunyai jaringan hartig
adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan hartiq.
-hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya
-Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
15.  Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman terdekomposisi. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. blm
16.  Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Pupuk Urea [(CO (NH2)2]
Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.
Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah.
17.  Manfaat pengapuran yang diberikan kedalam tanah adalah :
Menurunkan pH tanah
Menurunkan kelarutan Al
Meningkatkan kandungan unsur hara Ca dan Mg.
Memperbaiki tekstur, struktur dan memantapka agregat tanah
Menurunkan tingkat bahaya erosi karena agregat tanh yang mantap
Memperbaiki sifat biologi tanah seperti aktivitas mikro organism.
18.  Blm
19.  Terdapat empat faktor penting dalam pengaturan keseimbangan, empat faktor tersebut adalah, oksigen, air, unsur toksik, dan unsur hara.
Oksigen sangat dibutuhkan, karena merupkan faktor yang akan memproses pembakaran fisiologis atau respirasi.  Kekurangan oksigen di daerah perakaran sangat berbahaya, terutama pada saat tanaman tersebut sedang berbuunga dan berbuah hal ini akan mengakibatkan penurunan hasil yang mencolok, biarpun tanaman tersebut pada awalnya tumbuh dengan sehat.  Kekurangan oksigen pada tanaman akan terlihat pada daun bagian bawah yang menguning dan layu.  Pada dasarnya kekurangan oksigen, sama dengan kekurangan tenaga atau energi, karena tenaga atau energi ini dibutuhkan untuk menyedot air dan unsur hara.
Air dan Unsur hara penting sekali sebagai bahan untuk dijadikan sebagai bahan berenergi lebih tinggi melalui proses fotosintesis.  Energi fotosintesis itu akan dibebaskan kembali dalam respirasi dan berguna untuk mengambil air dan unsur hara selanjutnya.
Unsur toksik jelas tidak sehat untuk tanaman, karena akan memperhambat perkembangan akar, sehingga pengambilan air dan unsur hara ikut terganggu pula.
20.  Tempat tumbuh adalah sebuah tempat di pandang lainnya, seperti gabungan kondisi biotic, iklim dan tanah dari sebuah tempat.
Kualitas tempat tumbuh adalah ukuran tingkat kesuburan tanah yang berhubungan erat dengan produktivitas kayu yang dapat dihasilkan.
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan.
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman.
Produktivitas tanah merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah dan bukan tanah) yang
mempengaruhi hasil tanaman.
Produktivitas tanah merupakan telaah kemampuan tanah yang lebih berdasar pada konsep ekonomis dan bukan hanya pada watak tanah.
Pohon peninggi adalah tinggi rata-rata sejumlah pohon yang tertinggi dari suatu hutan yang letaknya tersebar merata
21.  blm



22.  Kelas S1:
Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.

Kelas S2:
Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3:
Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas N1:
Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.

Kelas N2:
Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
23.  Blm
24.  Blm
25.  Blm

ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/03/kesuburan-04b.pdf

elisa1.ugm.ac.id/files/cahyonoagus/.../tugas%20ith%20kul/
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/
usupress.usu.ac.id/.../Kesuburan%20Tanah/